Senin, 02 November 2009

ONTOLOGI

Oleh : Anang Suprianto (MTK-PPs UNSRI 2009)
ONTOLOGI
Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut mebahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri).
Thales (624-550 SM), dapat disebut matematikawan pertama yang merumuskan teorema atau proposisi, dimana tradisi ini menjadi lebih jelas setelah dijabarkan oleh Euclid. Landasan matematika sebagai ilmu terapan rupanya sudah diletakan oleh Thales sebelum muncul Pythagoras yang membuat bilangan.
Ontologi merupakan salah satu dari obyek garapan filsafat ilmu yang menetapkan batas lingkup dan teori tentang hakikat realitas yang ada (Being), baik berupa wujud fisik (al-Thobi’ah) maupun metafisik (ma ba’da al-Thobi’ah) selain itu Ontologi merupakan hakikat ilmu itu sendiri dan apa hakikat kebenaran serta kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah tidak terlepas dari persepektif filsafat tentang apa dan bagaimana yang ada.
Hakekat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang:
1. kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak?
2. Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum.
Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis.Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni realisme, naturalisme, empirisme.
Naturalisme di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis dengan penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme pada abad 19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme.
Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss Baker, yang lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan ini. Salah satu bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan Darwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap alam.
Istilah istilah terpenting yang terkait dengan ontologi adalah:
•yang-ada(being)
•kenyataan/realitas(reality)
•eksistensi(existence)
•perubahan(change)
•tunggal(one)
•jamak(many)
Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami secara menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris (misalnya antropologi, sosiologi, ilmu kedokteran, ilmu budaya, fisika, ilmu teknik dan sebagainya).
Setelah menikmati masa hidupnya selama sekitar seribu tahun, ontologi boleh dikata memang mengalami perkembangan baru setelah melewati satu periode penampikan. Periode itu yang disebabkan oleh oposisi yang luas terhadap metafisika, terkenal dengan pengumuman "kematian metafisika". Kini kian bisa diterima bahwa ilmu-ilmu alam memiliki skema ontologis. Selain belum dapat sepenuhnya dijustifikasi menurut dasar-dasar empiris murni, skema ontologis itu juga dapat menimbulkan kebingungan teoritis, seperti yang terjadi pada bidang mekanika kuantum yang terus bertengkar soal dualitas gelombang-partikel.
Persoalan baru terus berlanjut seiring dengan kian majunya teori kuantum dan turunannya mengekplorasi hakikat terdalam realitas. Persoalan ontologis terbaru masih berkaitan dengan building-block terkecil yang menyusun seluruh alam semesta seisinya ini. Salah satu usulan mutakhir yang berkaitan dengan subyek ini datang dari teori "Superstring". Inti pandangan Superstring adalah bahwa penyusun dasar semesta ini bukanlah particle-like entity seperti yang diyakini orang sejak hampir 1500 tahun. Penyusun dasar kenyataan kosmos ini adalah semacam senar gitar yang dengan berbagai jenis getarnya memungkinkan munculnya berbagai jenis alam semesta. Dikiaskan secara sangat sederhana, alam semesta ini bukanlah seperti sebuah rumah besar yang tertata dari ribuan bata, bukan seperti benda permanen yang disusun dari tak terhingga dzarrah, tapi lebih mirip seperti sejenis musik yang terdiri dari berbagai macam nada.
Seperti halnya teori Superstring, teori komputasi CA juga mengimplikasikan bahwa penyusun paling dasar dari kenyataan semesta bukanlah particle-like entity. Dalam hal ini, Wolfram memberi sumbangan penting pada "gerakan intelektual" yang menyuarakan pandangan bahwa bentuk-bentuk informasi, dan bukannya materi atau energi, yang lebih merupakan batu penyusun dasar dari seluruh kenyataan. Gerakan intelektual ini mencoba memberi penjelasan baru tentang bagaimana bentuk-bentuk atau pola-pola informasi menciptakan dunia yang kita alami. Selain membangun visi yang lebih kokoh tentang peranan algoritme yang sangat penting di alam semesta ini, gerakan ini juga mencoba mengoreksi padangan klasik Newtonian tentang ruang waktu yang terpisah, kontinu, infinit dan absolut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar